Pandangan Tentang Sejarah Riau 2

Jumat, 04 Juli 2008

Kutipan Buku : Dari Perbendaharaan Lama

Karya Prof. Dr. Hamka

Bagian kedua

Thomas Carlyle Pujangga Inggris pernah mengatakan :

Amerika telah berpisah dengan kita. Namun bahasa selau mempertemukan kita dengan Amerika. Satu waktu Indiapun akan lepas dari kita, namun Bahasa Inggris akan selalu mengikat kita dengan India.”

Begitulah pula saya berkata sekarang, dalam majlis seminar ini, di hadapan saudara-saudara kita yang datang sebagai peninjau (pemerhati) dari Singapura dan Malaysia, yaitu dari Johor, Malaka, Kedah dan dari University of Malaysia.

Mari mudikki sejarah ke hulu

Dimana tersekat lekas elakkan

Pusaka nenek yang dulu-dulu

Sama dibuhul, sama diikatkan

Sebaris tiada yang lupa

Setitik tiada yang hilang

Yang diarah, yang dicita

Pegangan teguh malam dan siang

Yaitu sejarah, bahasa dan budaya. Tidak melayu hilang di dunia. Melayu tetap berseri, berpalun dan berpilin dalam jiwa kita, kita pupuk dalam Indonesia yang merdeka, kita pupuk dalam Malaysia yang merdeka !

Penting sekali menyelidiki sejarah Riau ini dalam rangka penyelidikan Sejarah Tanah Air Indonesia. Dengan mempelajari Sejarah Riau kita mendapat tambahan kekayaan untuk membina kepribadian kita sebagai bangsa. Disini sangat banyak sisa kebesaran yang mesti kita gali. Di sini banyak bertemu nama-nama Kerajaan Zaman lama.

Sejak zaman Prasriwijaya, Sriwijaya,Darmawangsa, Pagaruyung, Temasik, Riau, Kandis dan Kuantan, Indragiri, Siak Sri Inderapura, dan beberapa kerajaan lain.

Disinipun kaya dengan Pahlawan lama, dan Pahlawan Baru, yang akan menjadi kebanggaan, yang akan dipesankan oleh nenek ke bapak, dari bapak ke anak, dari anak ke cucu. Sejak Paduka Raja, Sultan Mansur Syah Malaka, Sultan Ahmad Syah bin Sultan Mahmud Syah, Sultan Mahmud Syah Marhum Kampar, Laksamana Hang Tuah dan lain-lain.

Disinipun terdapat nama yang gemilang dari Raja Haji Yang Dipertuan Muda Riau, Marhum Syahid Fi Sabilillah Teluk Ketapang, yang mencapai syahidnya dengan badik bugis di tangan kanan dan surat Dailul Khairat Kitab Shalawat kepada Nabi Muhammad Saw di tangan Kiri.

Di sinipun terdapat Pahlawan Pengembara lima bersaudara dari Bugis Tanah Luwuk. Keturunan Lamdu Salat, Payung di Luwuk, Somboya di Goa, Maka-u di Bone dan Adatuang di Sidenreng.

( Pekanbaru, Kamar kostku, 03 Juli 2008, Kamis, 17:00 WIB )

Diposting oleh Eddy Syahrizal di 20.09  

0 komentar:

Posting Komentar