Naskah Kuno di Kedai Kopi 2

Jumat, 08 Agustus 2008

Dikutip dari Majalah Tempo edisi 23 Juli 2006

Dari ahli sejarah hingga pemandu wisata. Dari pedagang barang antik hingga wisatawan. Semua terlibat dalam penjualan naskah Melayu di Riau.

Lokasi naskah yang tersebar di pulau-pulau meng­akibatkan Syahrul harus menghabiskan 1-2 hari per­jalanan dengan kapal motor. Terkadang, lokasi itu tak terjamah kapal penumpang. "Kalau sudah begitu, saya harus sewa kapal dan itu mahal," katanya.

Jika sedang kempis kantong, is dimodali tauke­ bandar pengumpul benda-benda antik-di Tanjung­pinang. Di sinilah peran buku kumalnya menjadi penting. Syahrul dapat menceritakan kepada tauke ada benda-benda antik yang bakal dilego. Dari jua­lan informasi ini, Syahrul mendapatkan 10 persen dari penjual dan 10 persen dari pembeli. Dia jadi, "Semacam calo," katanya.

Dengan pekerjaannya itu, Syahrul menghidupi is­tri dan ketiga anaknya. Rumahnya di Kampung La­di, Pulau Penyengat, paling mentereng di antara ru­mah lain: bangunannya tinggi menjulang disepuh cat warna terang. Kata Syahrul, menjadi perantara

perdagangan benda kuno adalah pekerjaan warisan orang tuanya. Ketika bocah, dia kerap diajak ibunya mencari benda antik dari kampung ke kampung. Modal utama yang dimiliki Syahrul adalah "tebu di bibir". Ia memang pandai bicara. Berbincang­nya ibarat bersampan di laut yang tenang. Suaranya pelan, teratur, dengan gerak tangan dan mimik yang ekspresif.

Pagi itu, Tempo menyaksikan kepiawaian Syah­rul bersilat lidah. Kali ini Abdullah Ghani, 60 tahun, warga Pulau Singkep, yang menjadi korban. Ghani adalah nelayan sederhana yang memiliki sejumlah naskah lama, termasuk Al-Quran tulis tangan abad ke-19. Buyut Ghani adalah salah satu utusan Keraja­an Riau-Lingga untuk wilayah Singkep.

Lewat tutur halus berdialek Melayu kental, Syah­rul menghidupkan obrolan. Dengan fasih is mende­dah latar belakang keluarganya-terutama darah Bugis yang mengalir dari ayahnya. Ternyata Ghani juga keturunan Bugis. Merasa seperantauan, Ghani kesengsem.

"Anda punya benda lama kok dibiarkan begitu sa­ja," kata Syahrul. "Daripada disimpan, lebih balk di­jual. Belikan susu, beras, makan kenyang-kenyang." Mendengar pernyataan Syahrul, tawa Ghani pecah. Di akhir obrolan, Syahrul berbisik. "Sebagai sesama Bugis, kita Baling bantulah."

Tak berapa lama, Ghani menyerahkan naskah itu. Kitab setebal 200-an halaman itu berisi resep obat­-obatan Melayu. Syahrul menyerahkan uang Rp 2 juta. Transaksi hari itu ditutup dengan jabat tangan hangat.

(Pekanbaru, Kamar Kostku, Jum’at, 08/08/08, 10:02 WIB)

Diposting oleh Eddy Syahrizal di 01.30  

1 komentar:

If you're trying to lose pounds then you absolutely need to get on this totally brand new tailor-made keto meal plan diet.

To design this keto diet service, certified nutritionists, fitness couches, and chefs joined together to develop keto meal plans that are productive, painless, economically-efficient, and fun.

From their grand opening in 2019, thousands of individuals have already remodeled their figure and well-being with the benefits a proper keto meal plan diet can give.

Speaking of benefits: in this link, you'll discover eight scientifically-confirmed ones provided by the keto meal plan diet.

Unknown mengatakan...
25 Februari 2020 pukul 21.32  

Posting Komentar